AstroForge Masih Yakin Bisa Menambang Asteroid Setelah 2 Kegagalan Besar

Meskipun kehilangan kedua pesawat antariksanya, Startup itu masih mempersiapkan Misi 3 senilai $55 juta, yang akan diluncurkan tahun depan.

Science Photo Library / Andrezj Wojcicki / Brand X Pictures via Getty Images

AstroForge, perusahaan rintisan luar angkasa berbasis di California yang berambisi menambang logam dari asteroid dekat Bumi, terus maju meskipun menghadapi dua kegagalan besar. Setelah kehilangan dua wahana antariksa dalam misi sebelumnya, perusahaan kini bersiap untuk meluncurkan Mission 3 dengan dana sebesar $55 juta pada tahun depan.

Sejak didirikan pada tahun 2022, AstroForge menetapkan visi besar untuk membangun industri pertambangan asteroid yang berkelanjutan. CEO Matt Gialich percaya bahwa eksploitasi sumber daya luar angkasa adalah masa depan, mengingat banyaknya asteroid yang kaya akan logam melintas di dekat Bumi.


Namun, perjalanan mewujudkan visi ini tidak mudah. Pada April 2023, perusahaan meluncurkan Brokkr-1, misi pertama yang bertujuan menguji teknologi penyulingan logam di luar angkasa. Sayangnya, komunikasi dengan wahana ini terputus sebelum misi dapat diselesaikan. Kegagalan ini menjadi pembelajaran bagi Mission 2, yang dikenal sebagai Odin.

Odin, yang diluncurkan dengan Falcon 9 milik SpaceX pada 26 Februari 2025, dirancang untuk menganalisis komposisi logam dari asteroid target. Namun, komunikasi dengan wahana ini juga hilang sehari setelah peluncuran. Meskipun sempat terhubung kembali melalui jaringan satelit amatir, kontak akhirnya terputus, dan AstroForge secara resmi mengakhiri misi ini pada 6 Maret 2025.

Maju ke Mission 3

Gialich tetap optimistis meski menghadapi hambatan besar. Ia menegaskan bahwa biaya pengembangan Brokkr-1 dan Odin jauh lebih rendah dibandingkan satelit kelas atas yang dapat mencapai miliaran dolar. Baginya, keberanian untuk mencoba adalah kunci utama dalam eksplorasi luar angkasa.

AstroForge kini fokus pada Mission 3, yang diberi nama Vestri. Dengan tambahan dana Seri A sebesar $40 juta, total anggaran misi ini meningkat menjadi $55 juta. Vestri dijadwalkan meluncur tahun depan menggunakan wahana IM-3 dari Intuitive Machines. Tidak hanya akan menganalisis asteroid target, misi ini juga dirancang untuk berlabuh di permukaan asteroid—langkah besar dalam membuktikan kelayakan penambangan luar angkasa.

"Kami percaya ini adalah awal dari rantai pasokan bahan baku baru yang belum dimanfaatkan untuk Bumi," ungkap AstroForge dalam pernyataan resminya.

Meski menambang asteroid terbukti lebih menantang daripada yang dibayangkan, AstroForge tetap berkomitmen untuk mewujudkan visinya. Keberhasilan Mission 3 bisa menjadi tonggak penting dalam industri pertambangan luar angkasa, membuka peluang baru bagi eksplorasi sumber daya di luar Bumi.


Pilihan Editor