Energi Terbarukan dan Gas Alam Melonjak Melampaui Minyak dan Batu Bara

Energi terbarukan mencetak rekor, gas alam tumbuh pesat, sementara minyak melambat dan batu bara mulai kehilangan dominasinya.

pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin di wilayah Almaty, Kazakhstan. (REUTERS/Pavel Mikheyev)

Permintaan energi global mengalami pertumbuhan pesat sebesar 2,2% pada tahun 2024, didorong oleh lonjakan energi terbarukan dan gas alam. Laporan terbaru Badan Energi Internasional (IEA) menyoroti bahwa dua sektor ini berkembang jauh lebih cepat dibandingkan minyak dan batu bara, yang mulai kehilangan dominasinya.

Kapasitas energi terbarukan meningkat sekitar 700 gigawatt (GW) pada tahun 2024, menandai rekor tahunan selama 22 tahun berturut-turut. Dengan tambahan energi nuklir, 80% dari pertumbuhan listrik global tahun ini berasal dari sumber rendah emisi. 
Baca juga: 

Listrik global meningkat 1.200 terawatt jam (TWh), dengan tenaga surya tumbuh 480 TWh dan tenaga angin 180 TWh. China memimpin dengan menambahkan 340 GW tenaga surya dan 80 GW tenaga angin, sementara India menambah 30 GW tenaga surya, tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

Batu Bara Masih Bertahan, tetapi Mulai Meredup

Meskipun energi terbarukan berkembang pesat, permintaan batu bara tetap kuat, naik 1% pada 2024 ke rekor tertinggi. China masih mendapatkan sekitar 60% listriknya dari batu bara, sementara India hampir 75%.

Namun, pangsa batu bara dalam bauran listrik global turun menjadi 35%, level terendah sejak IEA didirikan pada 1974. Penggunaannya semakin terkonsentrasi di China, India, dan beberapa negara Asia serta Afrika, yang cenderung mengutamakan sumber batu bara dalam negeri dibanding impor.
Baca juga:

Gas Alam Bangkit, tetapi Masih Bergantung pada Harga

Gas alam menjadi pemenang besar lainnya tahun ini, dengan permintaan global meningkat 2,7% hingga mencapai rekor 115 miliar meter kubik. Asia, terutama China, menjadi pendorong utama lonjakan ini akibat gelombang panas dan peralihan ke truk berbahan bakar gas alam cair (LNG).

Namun, kenaikan harga spot LNG menjelang akhir tahun menghambat permintaan di China, menunjukkan bahwa pasar Asia hanya akan mengadopsi lebih banyak LNG jika harganya tetap kompetitif.

Minyak Kehilangan Momentum

Sektor minyak mentah mengalami perlambatan dengan pertumbuhan permintaan hanya 0,8% pada 2024, terutama didorong oleh industri petrokimia. Peralihan ke kendaraan listrik, truk LNG, dan jaringan kereta berkecepatan tinggi semakin mengurangi ketergantungan pada minyak, terutama di China.



Laporan IEA memperjelas bahwa energi terbarukan dan gas alam semakin mengungguli minyak dan batu bara dalam bauran energi global. Dengan negara-negara Asia memainkan peran utama dalam transisi energi, dunia bergerak menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.


Howdy! How can we help you today?
Type here...