Google Luncurkan Satelit Untuk Deteksi Dini Kebakaran Hutan
Satelit FireSat pertama diluncurkan untuk mendeteksi kebakaran hutan dini dengan AI dan sensor inframerah canggih.
![]() |
FireSat memantau kebakaran hutan secara real-time, memberikan pembaruan setiap 20 menit untuk respons cepat. (Pngtree) |
Google, bekerja sama dengan Earth Fire Alliance dan Muon Space, telah meluncurkan satelit pertamanya untuk mendeteksi kebakaran hutan sejak dini. Satelit ini merupakan bagian dari rasi bintang FireSat yang dirancang untuk meningkatkan deteksi dan respons terhadap kebakaran hutan di seluruh dunia.
Pada 14 Maret 2025, satelit pertama FireSat sukses diluncurkan dari Vandenberg Space Force Base di California menggunakan roket SpaceX Transporter-13. Ini adalah langkah awal dari misi ambisius untuk membangun konstelasi lebih dari 50 satelit yang akan memberikan pemantauan kebakaran hutan secara real-time.
Satelit FireSat dilengkapi dengan sensor inframerah canggih yang dapat mendeteksi api sekecil 5x5 meter—setara dengan ukuran ruang kelas. Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang tertanam dalam sistem ini memungkinkan satelit membedakan api nyata dari sumber panas lainnya, mengurangi kemungkinan alarm palsu dan meningkatkan akurasi deteksi.
Baca juga:
Salah satu keunggulan utama FireSat adalah kemampuannya memberikan pembaruan global setiap 20 menit. Sebelumnya, kebanyakan satelit yang digunakan untuk pemantauan kebakaran hanya mampu memberikan gambar dalam resolusi rendah dan diperbarui beberapa kali sehari. Dengan peningkatan resolusi dan frekuensi pengambilan data, FireSat memungkinkan deteksi dini kebakaran hutan, sehingga tim pemadam dapat merespons lebih cepat dan lebih efektif.
Selain membantu dalam respons cepat terhadap kebakaran, data dari FireSat juga akan digunakan untuk membangun catatan historis tentang penyebaran api. Informasi ini dapat membantu para ilmuwan dalam memahami pola kebakaran hutan dan mengembangkan model prediksi yang lebih akurat untuk mitigasi bencana di masa depan.
Baca juga:
Google dan mitranya menargetkan konstelasi FireSat beroperasi penuh pada tahun 2030. Dengan lebih dari 50 satelit yang mengorbit di ketinggian rendah (LEO), sistem ini akan mencakup seluruh wilayah rawan kebakaran, termasuk area terpencil yang sebelumnya sulit dipantau.
Investasi dalam proyek ini juga mencerminkan komitmen Google dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Google.org telah mengalokasikan dana sebesar 13 juta dolar AS untuk proyek ini, sementara tim Google Research turut memberikan dukungan teknis dalam pengembangan sistem AI dan analisis data FireSat.
Baca juga:
Peluncuran FireSat diharapkan membawa perubahan signifikan dalam upaya pencegahan dan penanganan kebakaran hutan. Dengan teknologi ini, berbagai manfaat dapat diperoleh, antara lain:
• Deteksi dini kebakaran hutan, memungkinkan pemadaman lebih cepat dan mengurangi dampak lingkungan.
• Pengurangan risiko korban jiwa dan kerugian ekonomi akibat kebakaran besar.
• Peningkatan akurasi pemantauan kebakaran dibandingkan metode satelit konvensional.
• Pemanfaatan data historis untuk penelitian dan pengembangan strategi pencegahan kebakaran.
Dengan perkembangan ini, FireSat menjadi contoh bagaimana teknologi satelit dan AI dapat digunakan untuk perlindungan lingkungan dan keselamatan manusia. Konstelasi ini membawa harapan baru dalam mitigasi bencana berbasis teknologi dan membuktikan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi krisis iklim.
Gabung dalam percakapan