HFO: Bahan Pendingin AC yang Diam-Diam Memicu Pemanasan Global

.


Ilustrasi pendingin udara. (Unsplash)

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia terus berupaya mengurangi pemanasan global dengan mengganti bahan pendingin udara yang berbahaya dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satu bahan yang banyak digunakan adalah Hydrofluoroolefins (HFO), yang awalnya dianggap sebagai solusi aman karena memiliki potensi pemanasan global (Global Warming Potential/GWP) yang lebih rendah dibandingkan dengan pendahulunya, Hidrofluorokarbon (HFC).

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa HFO mungkin tidak seaman yang diperkirakan. Ketika terurai di atmosfer, senyawa ini dapat menghasilkan zat berbahaya yang dapat mencemari air dan ekosistem perairan. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang dampak jangka panjang dari penggunaan HFO terhadap lingkungan.

Apa Itu HFO dan Mengapa Digunakan?

HFO adalah kelompok senyawa kimia yang dikembangkan untuk menggantikan HFC dalam sistem pendingin seperti AC, lemari es, dan sistem pendingin industri. HFC sebelumnya dikritik karena memiliki GWP tinggi dan berkontribusi terhadap perubahan iklim, sehingga banyak negara mulai beralih ke HFO.

(AI-Generated)

Keunggulan HFO dibandingkan HFC:

GWP lebih rendah, mengurangi dampak langsung terhadap efek rumah kaca. 
Lebih cepat terurai di atmosfer, sehingga tidak bertahan lama seperti HFC.
Efisiensi energi lebih tinggi, membantu mengurangi konsumsi listrik.

Karena keunggulan ini, HFO kini digunakan secara luas dalam industri pendingin. Namun, dampak lingkungan jangka panjangnya masih menjadi perdebatan.

Dampak Tersembunyi: Ancaman Polusi Air dan Ekosistem

Penelitian terbaru mengungkap bahwa ketika HFO terurai di atmosfer, ia dapat menghasilkan senyawa Trifluoroasetat (TFA). TFA adalah senyawa asam yang sangat stabil dan sulit terurai di lingkungan, terutama dalam air dan tanah.

Bahaya TFA bagi Lingkungan:

Terakumulasi dalam air dan tanah, menyebabkan polusi lingkungan jangka panjang.
Sulit disaring dalam sistem air minum, berpotensi mengancam kesehatan manusia.
Berisiko merusak ekosistem perairan, karena dapat berdampak negatif pada mikroorganisme dan organisme air lainnya.

Karena sifatnya yang sulit terurai, TFA dapat terus menumpuk di lingkungan dan meningkatkan risiko pencemaran global. Meskipun dampak jangka panjangnya terhadap manusia masih diteliti, para ilmuwan khawatir bahwa peningkatan kadar TFA dalam air dapat berkontribusi pada penurunan kualitas air bersih dan kesehatan ekosistem perairan.


Alternatif yang Lebih Ramah Lingkungan

Untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan HFO, para ilmuwan dan industri mulai mencari alternatif pendingin yang lebih aman. Beberapa opsi yang sedang dikembangkan antara lain:

Refrigeran alami seperti amonia (NH₃), karbon dioksida (CO₂), dan hidrokarbon (propana, isobutana), yang memiliki GWP sangat rendah dan tidak menghasilkan TFA.
Teknologi pendingin berbasis magnetik, yang dapat menggantikan sistem kompresi gas tradisional dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Refrigeran berbasis air, yang masih dalam tahap penelitian tetapi berpotensi menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan semakin berkembangnya teknologi, diharapkan bahwa industri pendingin akan segera beralih ke solusi yang benar-benar bebas polusi dan berkelanjutan.


HFO awalnya diperkenalkan sebagai solusi ramah lingkungan untuk menggantikan HFC dalam sistem pendingin. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa senyawa ini dapat menghasilkan TFA, yang berisiko mencemari air dan merusak ekosistem.

Meskipun masih digunakan secara luas, industri perlu mulai mempertimbangkan alternatif yang lebih berkelanjutan seperti refrigeran alami dan teknologi pendingin baru. Jika tidak, kita mungkin hanya akan mengganti satu masalah lingkungan dengan masalah lainnya.





Referensi:
Artikel ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dalam bidang lingkungan dan teknologi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama