Saham Tesla hingga Ferrari Anjlok Akibat Perang Dagang Trump
![]() |
Foto: Ilustrasi Tesla. (REUTERS/Florence Lo/File Photo) |
Perang dagang semakin memanas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif baru sebesar 25% untuk impor mobil yang tidak diproduksi di dalam negeri. Langkah ini diperkirakan akan memperburuk ketegangan dengan mitra dagang utama AS dan berpotensi menaikkan harga kendaraan di pasar domestik.
Kebijakan ini mulai berlaku pada 2 April dan akan berdampak pada mobil serta truk ringan yang diproduksi di luar negeri. Ini menambah daftar tarif yang sebelumnya telah diberlakukan, termasuk untuk impor dari Kanada, Meksiko, dan China, serta tarif 25% untuk baja dan aluminium.
Strategi ini sejalan dengan kebijakan ekonomi Trump yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, mendorong industri otomotif dalam negeri, dan menekan negara lain agar memenuhi prioritas perdagangan AS.
Namun, kebijakan ini juga dapat memperburuk hubungan dagang dengan negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, dan Jerman, yang selama ini menjadi pemasok utama kendaraan ke AS.
Sekitar separuh kendaraan yang dijual di AS diproduksi secara domestik, sementara sisanya berasal dari impor, dengan sebagian besar dari Meksiko dan Kanada. Jepang, Korea Selatan, dan Jerman juga termasuk di antara pemasok utama. Pada tahun sebelumnya, AS mencatat lebih dari dua juta pengiriman mobil impor.
Meksiko menjadi pemasok terbesar dengan nilai ekspor hampir 50 miliar dolar AS, menyumbang lebih dari 22% dari total impor mobil AS. Jepang dan Korea Selatan menyusul di posisi berikutnya, menunjukkan peran mereka yang kuat di pasar otomotif Amerika.
Penerapan tarif tinggi ini berdampak langsung pada industri otomotif global. Saham beberapa produsen mobil terkemuka mengalami tekanan besar. Perusahaan kendaraan listrik berbasis di California mengalami penurunan saham yang tajam, sementara produsen otomotif besar lainnya dari berbagai negara juga merasakan dampaknya.
Gabung dalam percakapan