⏱️ 2 menit waktu baca
![]() |
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence. (EMB Global) |
SignalFire, perusahaan modal ventura yang berbasis di San Francisco, berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp16,84 triliun) untuk mendukung pertumbuhan perusahaan rintisan yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI). Langkah ini dilakukan di tengah kondisi pasar yang menantang bagi para investor ventura dan startup secara umum.
Dengan pendanaan baru tersebut, total aset kelolaan SignalFire kini mencapai US$3 miliar. Dana tersebut direncanakan akan digunakan untuk membiayai startup tahap awal, khususnya yang mengembangkan berbagai aplikasi berbasis AI.
CEO SignalFire, Chris Farmer, menyatakan bahwa AI menjadi peluang besar di era saat ini. “Para investor kami sejalan dengan visi kami bahwa AI adalah kekuatan transformatif utama,” ujarnya.
Dalam wawancara terpisah, Farmer juga menjelaskan bahwa SignalFire sejak awal berdiri pada 2013 sudah mengintegrasikan teknologi AI dalam operasionalnya. Ia menekankan bahwa penggunaan data dan AI saat ini merupakan keharusan bagi siapa pun yang ingin tetap kompetitif.
Salah satu kekuatan utama SignalFire terletak pada platform internal mereka yang dinamakan Beacon AI. Alat ini dirancang untuk menganalisis tren pasar, membantu pencarian talenta, serta mendukung pengembangan produk di perusahaan portofolio. Lebih dari itu, sistem ini juga digunakan untuk mendeteksi potensi pendiri startup bahkan sebelum mereka memulai bisnisnya.
Beberapa perusahaan yang pernah mendapat pendanaan dari SignalFire antara lain Grammarly, EvenUp, ClassDojo, dan Flock Freight. Selain itu, mereka juga berinvestasi di Frame.io, yang kemudian diakuisisi oleh Adobe pada 2021 dengan nilai transaksi sebesar US$1,3 miliar.
Meskipun industri modal ventura mengalami tekanan akibat kenaikan suku bunga yang membuat aliran dana ke startup menyusut, sektor AI tetap menjadi pengecualian.
Startup AI masih berhasil menarik investasi besar dan mencatatkan valuasi tinggi. Farmer sendiri yakin bahwa perkembangan AI baru memasuki tahap awal, yang ia sebut sebagai “awal dari super cycle AI.”