![]() |
Ilustrasi, China batasi visa warga negara AS di Tibet. (istockphoto/ Rawpixel) |
China baru-baru ini memperketat kebijakan visa bagi beberapa warga negara Amerika Serikat yang hendak memasuki wilayah Tibet. Langkah ini diambil setelah Beijing menilai sejumlah personel AS tidak menunjukkan sikap yang diinginkan selama berada di Tibet.
Pemerintah AS sebelumnya mengkritik China karena membatasi akses diplomat, jurnalis, dan pengamat internasional ke wilayah tersebut, menuntut agar akses diberikan tanpa pembatasan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa kebijakan ini adalah urusan dalam negeri China. Ia juga mengingatkan bahwa pembatasan visa oleh AS terhadap pejabat China terkait Tibet merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan norma-norma hubungan internasional.
Meskipun demikian, China membuka kesempatan bagi turis asing untuk mengunjungi Tibet, namun dengan persyaratan tertentu, seperti melakukan perjalanan dalam kelompok dan memperoleh izin terlebih dahulu.
Sementara itu, untuk jurnalis dan diplomat, mereka diwajibkan untuk memperoleh persetujuan otoritas lokal sebelum dapat melakukan kunjungan.
Lin juga menambahkan bahwa China terbuka untuk menerima kunjungan orang-orang yang bersahabat dari negara lain, namun menolak intervensi pihak luar yang mengatasnamakan isu hak asasi manusia, agama, atau budaya terkait Tibet.
Tibet, yang dianeksasi oleh China pada tahun 1950, sering kali menjadi pusat kontroversi karena tuduhan tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap warga Tibet dan para aktivis yang mendukung kemerdekaan wilayah tersebut.
Dengan cara ini, artikel yang ditulis ulang ini tetap mengandung informasi yang sama namun dengan susunan kalimat yang berbeda, menghindari masalah pelanggaran hak cipta.