Inggris Naikkan Pajak Mobil Beremisi, Dorong Kendaraan Ramah Lingkungan
Kebijakan pajak baru mulai April 2025 bikin mobil berbahan bakar fosil kena biaya lebih tinggi, mobil listrik juga mulai dikenai tarif tahunan.
![]() |
Ilustrasi mobil listrik MG ZS EV di Inggris (dok. MG Motor Europe) |
Mulai 1 April 2025, Inggris resmi memberlakukan kebijakan baru terkait pajak kendaraan, dengan fokus utama pada pengurangan emisi dan percepatan penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Pemerintah menaikkan tarif Vehicle Excise Duty (VED), terutama untuk kendaraan bermotor yang menghasilkan emisi karbon tinggi.
Mengutip informasi dari media lokal Inggris, tarif pajak untuk mobil hybrid plug-in yang sebelumnya hanya sekitar £10 kini melonjak menjadi £110. Jika dikonversikan, jumlah tersebut meningkat dari sekitar Rp215 ribu menjadi lebih dari Rp2,3 juta.
Kenaikan juga berlaku untuk kendaraan bensin dengan emisi 51–75g/km, yang kini dikenai pajak awal tahun pertama mulai dari £30 hingga £130 atau sekitar Rp647 ribu hingga Rp2,8 juta.
Bahkan, kendaraan dengan emisi sangat tinggi—seperti Audi RS7 atau Land Rover Defender 110 V8—mengalami lonjakan pajak signifikan. Sebelumnya, tarif pajaknya sekitar £2.745 (Rp59 juta), namun kini melonjak menjadi £5.490 (Rp118 juta) di tahun pertama.
Mobil Listrik Juga Mulai Dikenakan Pajak
Kebijakan baru ini tidak hanya menyasar kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel. Mulai 1 April, mobil listrik juga mulai dikenakan pajak tahunan.
Pada tahun pertama, pembeli kendaraan listrik akan membayar sebesar £10 (sekitar Rp215 ribu). Namun mulai tahun kedua dan seterusnya, akan dikenai tarif standar sebesar £195 atau sekitar Rp4,2 juta per tahun.
Bagi mobil listrik dengan harga lebih dari £40.000, pemilik juga wajib membayar biaya tambahan yang berkisar antara £15 hingga £410, tergantung pada lama kepemilikan. Biaya ini mirip dengan skema pajak barang mewah di Indonesia.
David Hall, Wakil Presiden Power System UK&I di Schneider Electric, menyayangkan kebijakan ini. Dalam keterangannya, ia menilai pemangkasan insentif terhadap kendaraan listrik berisiko menghambat transisi menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Ia menekankan bahwa dukungan terhadap kendaraan listrik seharusnya ditingkatkan, terutama menjelang target pelarangan penjualan mobil berbahan bakar fosil pada 2030 mendatang.
Meskipun berpotensi menambah beban biaya bagi sebagian pemilik kendaraan, pemerintah berharap kebijakan ini dapat mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih bersih dan ramah lingkungan, serta mengurangi dampak negatif terhadap kualitas udara.
Gabung dalam percakapan