Iran Tolak Alat Pengaya Uraniumnya Dilucuti, Negoisasi Nuklir dengan AS Terancam Terhambat

.

Fasilitas nuklir Iran di Natanz, Teheran. (Sumber: Atomic Energy Organization of Iran via AP)

Seorang pejabat tinggi Iran menegaskan bahwa negaranya tidak akan setuju untuk membongkar fasilitas pengayaan uraniumnya. Pernyataan ini muncul setelah putaran awal pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat di Muscat, Oman, pekan lalu.

Dalam pembicaraan tersebut, Iran dikabarkan membuka kemungkinan untuk menerima sejumlah pembatasan dalam aktivitas pengayaan uranium. Namun, mereka menuntut jaminan kuat agar kesepakatan yang dicapai tidak akan dibatalkan secara sepihak di masa depan, seperti yang pernah dilakukan Presiden AS saat itu, Donald Trump.

Mengutip laporan The Times of Israel, pejabat Iran yang tak disebutkan namanya mengatakan bahwa batasan dalam negosiasi nuklir ditetapkan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.  

Batasan tersebut mencakup penolakan untuk membongkar atau mengurangi jumlah sentrifugal, serta larangan mengurangi cadangan uranium yang telah diperkaya melebihi ketentuan dalam kesepakatan nuklir 2015.

Selain itu, Iran juga menolak untuk membahas program misil balistiknya, yang menurut mereka tidak termasuk dalam ranah perjanjian nuklir.

Menurut pejabat tersebut, kedua negara menyadari bahwa Amerika Serikat tidak menuntut penghentian total program nuklir Iran, dan hal ini bisa menjadi dasar untuk melanjutkan dialog secara lebih konstruktif.

Putaran lanjutan pembicaraan dijadwalkan akan berlangsung di Roma pada Sabtu, 19 April 2025, seminggu setelah negosiasi awal yang disebut berjalan dalam suasana positif.

Sementara itu, Donald Trump kembali menegaskan penolakannya terhadap kemungkinan Iran memiliki senjata nuklir. Ia menyatakan bahwa kepemilikan senjata tersebut oleh Iran akan menimbulkan ancaman besar bagi dunia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama