Ketegangan Perdagangan AS-China Meningkat, Kekuatan Militer Jadi Sorotan
Trump naikkan tarif impor China jadi total 54%, China ancam balasan. Ketegangan dagang sorotkan potensi eskalasi militer global.
![]() |
Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo) |
Hubungan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, menetapkan tarif impor baru terhadap produk dari China. Tarif tersebut mencapai 34%, menambah beban sebelumnya sebesar 20%, sehingga total tarif impor terhadap China kini mencapai 54%.
Pemerintah China merespons dengan nada keras. Presiden Xi Jinping melalui pernyataan resmi Kementerian Perdagangan China menyampaikan bahwa mereka akan mengambil langkah balasan yang setimpal. Beijing menilai langkah AS sebagai bentuk tekanan dan intimidasi yang tidak dapat diterima.
Konferensi pers yang digelar Rabu sore (3 April 2025) menegaskan posisi China dalam menghadapi situasi ini. “Kami dengan tegas menentang langkah ini dan akan mengambil tindakan balasan untuk melindungi hak serta kepentingan sah kami,” ujar perwakilan Kementerian, dikutip dari South China Morning Post.
Sementara itu, Trump menyebut hari pengumuman tarif ini sebagai "Hari Pembebasan" bagi industri dalam negeri AS.
Kekuatan Militer Jadi Sorotan di Tengah Memanasnya Perang Dagang
Selain menjadi dua raksasa ekonomi dunia, China dan AS juga merupakan negara dengan kekuatan militer terbesar. Ketegangan perdagangan yang terjadi menimbulkan kekhawatiran potensi eskalasi yang lebih serius, meskipun sejauh ini masih berada dalam ranah ekonomi.
Laporan dari Global Firepower (GFP) edisi 2025 menempatkan Amerika Serikat di peringkat pertama dalam kekuatan militer global dengan skor Power Index 0,0699. China menempati posisi ketiga dengan skor 0,0788. Semakin rendah skor Power Index, semakin tinggi kekuatan militer suatu negara.
GFP menggunakan berbagai indikator untuk menilai kekuatan militer negara, termasuk jumlah personel, peralatan tempur, kemampuan logistik, anggaran militer, serta faktor geografis.
Berikut adalah Posisi China dan Amerika Serikat dalam perbandingan kekuatan militer global berdasarkan delapan indikator utama:
Perbandingan Kekuatan Militer China vs Amerika Serikat (GFP 2025)
Indikator | China | Amerika Serikat (AS) | Unggul |
---|---|---|---|
Manpower (Personel Aktif) | > 2 juta | < 1,4 juta | China |
Tank Strength | ~5.250 unit | ~3.090 unit | China |
Mobile Rocket Projectors | ~2.750 unit | ~641 unit | China |
Naval Power (Total Kapal) | > 730 unit | > 490 unit | China |
Destroyers | 50 | 81 | AS |
Submarines | 76 | 85 | AS |
Airpower (Total Pesawat) | ~3.300 unit | > 13.000 unit | AS |
Anggaran Pertahanan | ~$290 miliar | > $800 miliar | AS |
Secara umum, China unggul dalam hal jumlah personel, kekuatan darat, dan jumlah kapal laut. Sementara Amerika Serikat lebih dominan dalam kekuatan udara, anggaran pertahanan, serta jumlah kapal perusak dan kapal selam.
Ketegangan ini menunjukkan bahwa kekuatan militer tetap menjadi faktor penting di balik dinamika geopolitik dan ekonomi global. Meski belum berujung pada konfrontasi fisik, dunia terus mengamati langkah berikutnya dari dua kekuatan adidaya ini.
Gabung dalam percakapan