Main Tari-tarifan, Trump & Konglomerat AS Terkapar

.

Donald Trump/Foto: (REUTERS/Nathan Howard)

Kebijakan tarif yang pernah digagas Donald Trump kini justru seolah menjadi bumerang. Presiden AS itu dilaporkan kehilangan sekitar US$ 500 juta atau setara Rp 8,2 triliun dari total kekayaannya. Penurunan drastis ini dipicu gejolak pasar yang mengguncang nilai saham dan properti miliknya.

Kerugian terbesar Trump datang dari saham perusahaan medianya, Trump Media and Technology Group, yang anjlok selama tiga hari berturut-turut dan kini berada di titik terendah sejak Oktober tahun lalu. 

Nilainya turun dari US$ 2,2 miliar menjadi US$ 2 miliar. Tak hanya itu, nilai properti komersial Trump juga menyusut sekitar US$ 90 juta, menyusul penurunan saham Vornado Realty Trust, mitranya dalam dua gedung ikonik di New York dan San Francisco.

Portofolio real estatnya—yang mencakup Trump Tower, 40 Wall Street, serta properti Vornado lainnya—mengalami penyusutan nilai dari US$ 660 juta menjadi US$ 570 juta. Sektor properti golf juga ikut tertekan, dengan prediksi kehilangan nilai hingga US$ 70 juta akibat kemungkinan pengurangan pengeluaran dari para anggota klub elit tersebut.

Sementara itu, properti perhotelan, termasuk Trump National Doral di Miami, juga menghadapi potensi kerugian. Jika nilainya turun 16%, Trump bisa kehilangan sekitar US$ 65 juta dari sektor ini. Penurunan juga terjadi pada properti residensial dan unit kondominium miliknya, yang dapat memotong sekitar US$ 20 juta lagi dari total kekayaannya.

Meski begitu, Gedung Putih melalui juru bicara Taylor Rogers menyatakan bahwa fokus Trump tetap pada urusan kenegaraan, bukan pada bisnis pribadinya. Aset-aset tersebut, kata Rogers, dikelola oleh anak-anak Trump dalam suatu perwalian.

Namun bukan hanya Trump yang terdampak. Sejumlah tokoh bisnis papan atas yang dikenal sebagai pendukungnya juga mengalami penurunan kekayaan signifikan. Elon Musk, CEO Tesla, tercatat mengalami penurunan harta hingga US$ 143 miliar sepanjang 2025, terutama akibat anjloknya saham Tesla sebesar 28%.

Mark Zuckerberg, bos Meta, juga kehilangan sekitar US$ 26,5 miliar, sementara Jeff Bezos dari Amazon menyusut sekitar US$ 47,2 miliar. Sundar Pichai (Google) dan Tim Cook (Apple) turut mencatatkan kerugian besar seiring anjloknya saham perusahaan masing-masing. Beberapa dari mereka diketahui pernah memberi dukungan kepada Trump, baik secara langsung maupun lewat sumbangan politik.

Kondisi ini dipicu oleh perang tarif yang kian memanas, terutama antara AS dan China. Pemerintah China bahkan menaikkan tarif impor barang dari AS menjadi 125%. Meski begitu, Trump disebut telah menunda pemberlakuan tarif ke sebagian besar negara selama 90 hari, dengan pengecualian untuk China. Pemerintah AS menyatakan masih membuka peluang negosiasi dengan China untuk meredakan ketegangan.

"Jika China terus membalas, itu justru akan merugikan mereka sendiri. Amerika tetap menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia," kata juru bicara Karoline Leavitt.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama