![]() |
Mark Zuckerberg. (Facebook) |
Mantan eksekutif Facebook (sekarang Meta), Sarah Wynn-Williams, melontarkan tuduhan serius terhadap raksasa teknologi tersebut dalam sebuah kesaksian yang bocor ke media. Ia mengklaim bahwa Meta secara diam-diam membantu pengembangan kecerdasan buatan (AI) Tiongkok melalui inisiatif rahasia bernama "Proyek Aldrin," yang dinilainya membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat.
Dalam rancangan kesaksiannya kepada Subkomite Kehakiman Senat AS, Wynn-Williams menyatakan bahwa Meta telah memulai pengarahan teknologi kepada pejabat Partai Komunis Tiongkok sejak awal 2015.
Ia mengklaim pengarahan tersebut dirancang untuk membantu Beijing mengejar—dan melampaui—perusahaan-perusahaan teknologi AS dalam bidang AI. Menurutnya, hal ini memiliki implikasi langsung terhadap pengembangan teknologi militer Tiongkok.
Wynn-Williams menyebut bahwa Meta juga membangun sistem penyensoran otomatis untuk istilah-istilah yang dianggap terlarang oleh pemerintah Tiongkok, serta membatasi akun-akun pembangkang asal Tiongkok—termasuk milik Guo Wengui—sebagai bagian dari upaya mendekati regulator Tiongkok.
Salah satu contoh lain yang ia soroti adalah model AI Meta, LLaMA, yang disebut telah dimanfaatkan dalam proyek-proyek pengembangan AI Tiongkok seperti DeepSeek.
Respons dari Meta
Meta membantah seluruh tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa klaim Wynn-Williams adalah salah dan tidak mencerminkan kenyataan. Perusahaan menekankan bahwa mereka memang pernah menjajaki peluang masuk ke pasar Tiongkok, namun seluruh upaya tersebut dihentikan pada 2019 karena ketidaksesuaian nilai dan regulasi.
Meta juga menuding bahwa Wynn-Williams dipecat pada 2017 karena kinerja yang buruk dan perilaku kerja yang tidak profesional.
Memoar dan Kontroversi
Tuduhan ini muncul bersamaan dengan peluncuran memoar Wynn-Williams berjudul Careless People: A Cautionary Tale of Power, Greed, and Lost Idealism. Dalam buku tersebut, ia membeberkan praktik-praktik internal Meta yang dinilai tidak etis, mulai dari eksploitasi algoritma untuk memicu emosi pengguna remaja, hingga tuduhan pelecehan seksual yang ditutupi secara sistemik.
Meta disebut berupaya menghentikan promosi buku ini melalui jalur arbitrase hukum, tetapi justru upaya tersebut memicu perhatian publik lebih luas.
Tanggapan Pemerintah dan Publik
Kesaksian Wynn-Williams langsung memicu reaksi dari sejumlah anggota Kongres AS. Senator Josh Hawley bahkan menuntut agar CEO Meta, Mark Zuckerberg, dipanggil untuk bersaksi di hadapan Kongres. Ia menuduh Meta telah mengorbankan kepentingan nasional demi keuntungan finansial dengan Tiongkok.
Kontroversi ini semakin menyoroti pertanyaan besar mengenai tanggung jawab etis perusahaan teknologi besar dan batas antara kepentingan bisnis dengan keamanan nasional.
Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok, tuduhan ini dipastikan akan menjadi bagian dari diskusi publik dan politik dalam waktu lama.