Pentagon Memperingatkan, China Bisa Tenggelamkan Armada Kapal Induk AS 'dalam 20 Menit'

.

Pete Hegseth (kanan) dan USS Carl Vinson, kapal induk bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS (kanan). (Wikimedia Commons/Britannica)

Dalam pernyataan yang jarang terjadi, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, mengungkapkan kekhawatiran serius terkait kemajuan teknologi militer China, khususnya rudal hipersoniknya. 

Menurut Hegseth, hanya dibutuhkan sekitar 15 rudal hipersonik milik Tiongkok untuk menghancurkan seluruh armada kapal induk AS dalam waktu kurang dari setengah jam.

 “Selama ini, kekuatan proyeksi militer utama kita bertumpu pada kapal induk. Namun kini, 10 kapal induk kita bisa dihancurkan hanya dalam 20 menit di awal konflik,” jelas Hegseth dalam sebuah wawancara.


Kekalahan AS dalam Simulasi Perang

Lebih lanjut, Hegseth mengakui bahwa dalam berbagai latihan simulasi perang yang digelar Pentagon, AS kerap mengalami kekalahan saat menghadapi skenario konflik dengan China. Ia menuding lambatnya sistem birokrasi dan pengadaan militer sebagai faktor utama keterlambatan AS dalam mengejar ketertinggalan.

Selain itu, Hegseth juga menyoroti potensi ancaman China terhadap Terusan Panama, jalur vital perdagangan internasional. Sekitar 40% dari lalu lintas kontainer AS bergantung pada terusan ini, dan pengaruh China di kawasan tersebut terus menguat sejak Panama menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing pada 2017.

Melalui perusahaan Hutchison Ports PPC asal Hong Kong, China kini mengendalikan pelabuhan di kedua sisi terusan. Untuk mengimbangi pengaruh tersebut, Amerika Serikat dan Panama baru-baru ini menyepakati kerja sama keamanan yang memungkinkan pengerahan personel militer AS ke fasilitas Panama untuk latihan dan kegiatan lainnya.

Presiden Donald Trump, yang kembali menjabat sejak Januari, telah beberapa kali menyuarakan keprihatinannya terkait dominasi China atas Terusan Panama. Pemerintahannya kini berkomitmen untuk “merebut kembali” pengaruh di jalur perairan strategis yang dulu dibangun dan dikelola oleh AS hingga akhir 1999.

Rudal Hipersonik: Senjata Andalan Baru China

Laporan tahunan Departemen Pertahanan AS yang dirilis pada Desember 2024 menggarisbawahi bahwa dalam dua dekade terakhir, teknologi rudal hipersonik China berkembang sangat pesat.

Salah satu sistem andalan mereka adalah DF-17, rudal balistik jarak menengah yang dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik (HGV), yang secara aktif digunakan sejak 2020.

Sementara itu, rudal DF-27 diyakini memiliki jangkauan antara 5.000 hingga 8.000 km dan mampu membawa berbagai jenis hulu ledak, termasuk konvensional, antikapal, hingga nuklir. 

Media lokal bahkan menyebut rudal ini bisa mencapai wilayah seperti Alaska dan Hawaii.
China juga telah memamerkan rudal jelajah hipersonik YJ-21, yang dirancang khusus untuk mengatasi pertahanan kapal induk. 

Secara keseluruhan, Washington menilai bahwa Beijing saat ini memiliki salah satu gudang rudal hipersonik paling canggih di dunia, baik untuk tujuan konvensional maupun nuklir.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama