![]() |
Foto: Ilustrasi Harta Karun Emas. (Dok. Pixabay) |
Sebuah kisah mengejutkan pernah terjadi di Indonesia ketika seorang petani sederhana di Jawa Tengah tanpa sengaja menemukan harta karun emas di lahan pertaniannya sendiri. Peristiwa langka ini terjadi pada tahun 1990 di Desa Wonoboyo, Klaten.
Cipto Suwarno, sang petani, kala itu tengah sibuk menggali sawah miliknya yang terdampak proyek sekitar. Ia berharap aliran air irigasi bisa kembali lancar seperti sebelumnya. Dengan bermodalkan cangkul, Suwarno menggali tanah setiap hari dari pagi hingga petang. Setelah lebih dari seminggu bekerja keras, pada kedalaman sekitar 2,5 meter, cangkulnya menyentuh benda keras yang tak biasa.
Awalnya Suwarno mengira itu batu biasa.
Namun saat benda itu dikeluarkan, betapa terkejutnya dia melihat sebuah guci yang ternyata berisi emas. Penemuan ini segera menarik perhatian warga dan pihak berwenang setempat. Ketika penggalian dilanjutkan, ditemukan benda-benda berharga seberat total 16 kilogram emas.
Temuan itu terdiri dari berbagai jenis barang, seperti perhiasan, peralatan rumah tangga dari logam mulia, hingga koin-koin emas. Bahkan ada benda-benda dengan ornamen kisah Ramayana dan tulisan kuno yang mengarah pada masa kerajaan abad ke-9 hingga 10.
Temuan tersebut kemudian dikenal sebagai Harta Karun Wonoboyo, dan menjadi salah satu penemuan emas terbesar dalam sejarah arkeologi Indonesia. Para peneliti meyakini harta ini berasal dari era kerajaan Hindu-Buddha di Jawa, mengingat bentuk dan ukiran yang ditemukan pada barang-barang tersebut.
Budaya Emas di Jawa Kuno
Penemuan ini sekaligus menjadi bukti betapa eratnya hubungan masyarakat Jawa kuno dengan emas. Pada masa kerajaan seperti Medang dan Majapahit, emas bukan hanya simbol kemewahan, tapi juga bagian dari kehidupan sehari-hari, baik sebagai perhiasan maupun alat tukar.
Bangsawan dan keluarga kerajaan dikenal gemar menghiasi diri dan barang-barang mereka dengan emas. Dalam catatan sejarah dan sastra kuno, banyak disebutkan bagaimana emas digunakan pada benda seperti kereta, senjata, dan peralatan makan.
Tidak hanya dari catatan lokal, para penjelajah asing yang datang ke Jawa juga mencatat kemegahan kehidupan para raja dan bangsawan. Dari perhiasan hingga perabotan, emas tampak mendominasi suasana kerajaan. Meski demikian, Pulau Jawa sendiri tidak memiliki tambang emas yang melimpah, sehingga logam mulia itu kebanyakan diimpor dari wilayah seperti Sumatera dan India.
Seiring berjalannya waktu dan datangnya era kolonial, tradisi ini perlahan memudar. Namun jejaknya tetap hidup lewat harta-harta yang terkubur dan menanti untuk ditemukan kembali—seperti yang dialami Suwarno di sawahnya puluhan tahun silam. Kini, Harta Karun Wonoboyo menjadi bagian penting koleksi Museum Nasional di Jakarta, menyimpan cerita besar dari masa lalu yang tersimpan dalam kilauan emas.