Indonesia Bisa Diuntungkan dari Proyek Triliunan Dolar Amerika-Korea di Bidang Pertahanan

.

Hyundai Heavy Industries coba menangkan proyek mega raksasa milik AS senilai Rp1 kuadriliun. (Hyundai Heavy Industries)


HD Hyundai Heavy Industries (HD HHI), perusahaan galangan kapal terkemuka asal Korea Selatan yang juga dikenal sebagai mitra Indonesia dalam proyek kapal perang, menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam ekspansi besar-besaran armada laut Amerika Serikat yang nilainya mencapai USD 1 triliun atau sekitar Rp 15.900 triliun.

Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang AS untuk menghadapi pengaruh maritim Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Laporan dari Naval News pada 6 April 2025 menyebutkan bahwa HD HHI siap mendukung program perluasan Angkatan Laut AS melalui keahlian mereka dalam membangun kapal perang skala besar.

Perusahaan ini melihat proyek ambisius tersebut sebagai peluang untuk mempererat hubungan pertahanan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Mengacu pada laporan Sisa Journal E tanggal 20 Maret 2025, Pentagon merencanakan pembangunan 364 kapal tempur, logistik, dan pendukung hingga tahun 2055, dengan target 12 unit per tahun.

Dengan kapasitas galangan domestik AS yang terbatas, HD HHI dinilai sebagai solusi potensial. Saat ini, perusahaan mampu membangun setidaknya satu kapal perusak sekelas Arleigh Burke setiap tahun, dan siap meningkatkan kapasitas hingga lima unit per tahun bila terjalin kerja sama resmi dengan pemerintah AS.

HD HHI memiliki rekam jejak kuat dalam pembangunan kapal perang, termasuk lima dari enam kapal perusak Aegis milik Angkatan Laut Korea Selatan. Mereka juga telah menyelesaikan proyek ekspor penting seperti korvet untuk Angkatan Laut Filipina dan kapal perusak canggih ROKS Jeongjo the Great.

Selain itu, HD HHI mengoperasikan tim integrasi sistem tempur yang berpengalaman dalam menggabungkan teknologi senjata dan sensor dari Amerika Serikat dengan kapal buatan lokal. Dengan lebih dari 250 insinyur spesialis Aegis, perusahaan optimis mampu memenuhi standar tinggi kapal perang AS.
Prototipe Kelima KF-21 Tertahan di Korsel Akibat Keterlambatan Pembayaran Indonesia PTDI Siap Bergabung dalam Rantai Produksi KF-21 Boramae Setelah 2026

Dalam kunjungan terbaru Naval News ke fasilitas HD HHI di Ulsan, Korea Selatan, terungkap rencana ekspansi unit bisnis kapal tempur, termasuk konversi dua dok komersial menjadi fasilitas khusus produksi kapal militer untuk memenuhi permintaan global yang meningkat.

Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi HD HHI untuk memperkuat posisinya di industri pertahanan global dan memperdalam kemitraan strategis antara Korea Selatan dan AS, termasuk peluang transfer teknologi dan kolaborasi pembangunan kapal masa depan.

Meski demikian, partisipasi perusahaan asing dalam proyek pertahanan AS kerap memicu perdebatan politik domestik terkait prioritas pada industri dalam negeri. Namun, kemampuan produksi cepat dan efisien yang ditawarkan oleh mitra seperti Korea Selatan memberikan alternatif menarik dalam memperkuat kehadiran maritim di kawasan strategis.

Bagi Indonesia, yang telah menjalin kerja sama jangka panjang dengan HD HHI dalam pengadaan kapal selam dan kapal perang lainnya, keterlibatan perusahaan ini dalam proyek besar AS bisa berdampak positif. 

Status HD HHI sebagai mitra strategis AS berpotensi membuka akses lebih luas terhadap teknologi dan kemampuan pertahanan mutakhir, yang turut memperkuat postur maritim Indonesia di kawasan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama