![]() |
Markas Besar WTO di Jenewa, Swiss. Foto: wto.org |
Sekitar 20 negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyampaikan keberatan terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat dalam sebuah pertemuan Dewan Perdagangan Barang WTO.
Menurut sumber yang mengetahui jalannya rapat, berbagai delegasi, termasuk dari China, Inggris, Australia, Jepang, Kanada, Norwegia, Selandia Baru, Swiss, Singapura, Kazakhstan, dan Rusia, menyuarakan keprihatinan mereka atas tindakan sepihak yang diambil oleh Washington.
Negara-negara tersebut menilai kebijakan Presiden AS saat itu, Donald Trump, dapat mengganggu stabilitas ekonomi global. Perwakilan China secara khusus menyatakan kekhawatiran mereka terhadap "tingkat ketidakpastian yang tinggi" yang timbul sebagai dampak dari kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh AS.
Pada awal April, Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menetapkan tarif dasar impor sebesar 10 persen, serta rencana untuk mengenakan tarif resiprokal terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS.
Kebijakan ini semula dijadwalkan berlaku penuh mulai 9 April, namun kemudian hanya tarif dasar yang diterapkan selama 90 hari.
Meskipun sebagian besar negara memilih untuk membuka jalur negosiasi dan menghindari aksi balasan, AS tetap menaikkan tarif terhadap produk China secara signifikan, hingga mencapai 145 persen.
China pun merespons dengan langkah serupa, menaikkan tarif impor untuk barang-barang dari AS menjadi 125 persen.
Dalam forum tersebut, perwakilan AS menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan pernyataan tambahan, mengingat isu tersebut telah diajukan ke Badan Penyelesaian Sengketa WTO.