Rupiah Terpuruk di Tengah Tekanan Global, Utang Negara Membengkak

Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap mata uang utama dunia akibat tekanan global. Dampaknya, beban utang luar negeri Indonesia ikut melonjak.

Ilustrasi Poundsterling. (Sumber: Bloomberg)


Rupiah terus menunjukkan pelemahan terhadap berbagai mata uang utama dunia, seiring dengan tekanan ekonomi global yang makin berat. Ketidakpastian akibat perang dagang dan minimnya kekuatan fundamental domestik membuat posisi rupiah kian tertekan.

Tak hanya terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rupiah juga melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya seperti euro, pound sterling, hingga yen Jepang. Ketegangan geopolitik dan kebijakan tarif dari negara besar turut memperburuk kondisi pasar keuangan internasional.
Baca Juga

Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing

Berikut adalah posisi nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang dunia per 4 April 2025, beserta persentase pelemahan selama tahun berjalan (year-to-date):

Mata Uang Nilai (Rp) Pelemahan (%)
Dolar AS16.560-2,77
Dolar AS (JISDOR)16.566-2,53
Dolar AS (NDF)17.023-4,98
Dolar Singapura12.497,90-5,44
Dolar Australia10.334,93-3,17
Euro18.315,10-9,00
Yen Jepang113,76-10,00
Poundsterling21.644,86-6,90
Dolar Hong Kong2.142,35-3,12
Franc Swiss19.466,95-8,87
Yuan Tiongkok2.279,52-3,35


Dampak Terhadap Utang Luar Negeri

Pelemahan rupiah berdampak langsung terhadap posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Dengan kurs JISDOR di kisaran Rp16.566 per dolar AS, total ULN per akhir Januari 2025 tercatat mencapai Rp7.081,96 triliun, atau setara US$ 427,5 miliar.

Komposisi utang luar negeri Indonesia menurut mata uang utama:

Mata Uang Nilai (US$ Miliar) Persentase dari Total ULN (%)
Dolar AS270,5963,3
Euro30,667,17
Yen Jepang20,064,7
Yuan Tiongkok10,392,43


Langkah Bank Indonesia

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)


Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk menjaga stabilitas rupiah melalui strategi triple intervention, yang mencakup:

• Intervensi di pasar valas spot

• Intervensi di pasar NDF domestik

• Pembelian surat utang negara di pasar sekunder

Langkah ini ditempuh untuk memastikan kecukupan likuiditas valuta asing dan mendukung aktivitas ekonomi domestik. Cadangan devisa Indonesia per akhir Februari 2025 tercatat sebesar US$ 154,5 miliar, menurun US$ 1,6 miliar dari bulan sebelumnya akibat kebutuhan intervensi pasar.

Sementara itu, pasar keuangan domestik diperkirakan menghadapi tekanan tambahan setelah libur Lebaran, mengingat sentimen global masih memburuk, tercermin dari penurunan indeks MSCI Asia Pasifik sebesar 4,5% dalam sepekan terakhir—penurunan tertajam dalam satu tahun terakhir.

Pilihan Editor