![]() |
Kebakaran dan kehancuran terjadi di area pelabuhan bahan bakar Ras Issa, Yaman, akibat serangan udara AS (AFP PHOTO/HANDOUT/AL-MASIRAH TV) |
Teheran mengungkapkan kemarahan atas serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat di wilayah Yaman yang dikuasai kelompok Houthi, yang mengakibatkan sedikitnya 80 korban jiwa.
Pemerintah Iran melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmaeili Baqaei, menyebut serangan tersebut sebagai aksi "biadab" dan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Serangan militer AS itu menghantam area Ras Issa, sebuah pelabuhan penting untuk distribusi bahan bakar di Yaman. Dalam pernyataannya yang dikutip oleh kantor berita internasional, Baqaei mengecam keras tindakan Washington, yang menurutnya merupakan bentuk agresi dan melanggar prinsip dasar Piagam PBB.
Kecaman serupa datang dari Hamas, yang saat ini tengah berkonflik dengan Israel. Kelompok tersebut menyebut serangan AS sebagai pelanggaran kedaulatan Yaman dan menilai tindakan itu sebagai kejahatan perang. Hamas juga menuding AS menjalankan kebijakan yang memusuhi kelompok-kelompok perlawanan di kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, pihak militer AS mengklaim bahwa serangan di Ras Issa bertujuan untuk menghentikan aliran pasokan dan pendanaan ke kelompok Houthi, yang telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman. Mereka menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya menghambat kekuatan militer Houthi di kawasan.
Sebagai balasan atas serangan tersebut, Houthi meluncurkan serangan terhadap dua kapal induk milik AS dan juga menargetkan wilayah Israel, termasuk situs militer di dekat Bandara Internasional Tel Aviv.
Namun, pihak militer Israel menyatakan bahwa sistem pertahanan udara berhasil mencegat serangan itu, dan tidak ada korban jiwa dilaporkan.
Ketegangan di kawasan terus meningkat seiring dengan berlanjutnya konflik yang melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan berbeda di wilayah strategis tersebut.