Sri Mulyani: Amerika Terancam Resesi Lebih Dulu, Kepercayaan pada Dolar AS Menurun

.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/Spt).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa posisi dolar Amerika Serikat (AS) mulai kehilangan daya tariknya sebagai aset aman di tengah ketidakpastian global. Hal ini disebabkan oleh kebijakan tarif resiprokal tinggi yang diterapkan secara agresif oleh Presiden AS, Donald Trump.


Menurut Sri Mulyani, kepercayaan para investor global terhadap dolar AS mulai menurun. Penurunan ini terlihat dari indeks dolar (DXY Index) yang terus melemah, sementara indeks volatilitas pasar (VIX Index) mengalami kenaikan.

Sebagai informasi, DXY Index mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia seperti euro, yen Jepang, dan poundsterling Inggris. Sementara itu, VIX Index mencerminkan tingkat ketidakpastian pasar secara keseluruhan.

“Kepercayaan terhadap dolar AS tidak lagi mutlak. Di sisi lain, indeks volatilitas pasar global mengalami peningkatan,” jelas Sri Mulyani saat menghadiri sebuah acara di Jakarta pada Minggu (13/4/2025).

Sri Mulyani juga menambahkan bahwa berbagai lembaga keuangan internasional memperkirakan potensi AS mengalami resesi kini telah meningkat menjadi 60 persen. 

Menurutnya, kebijakan ekonomi yang tidak terukur dari pemerintah AS menjadi pemicu utama. Salah satu contohnya adalah penerapan tarif impor tinggi hingga 32 persen terhadap negara mitra dagang, termasuk Indonesia.

“Berdasarkan analisa dari JP Morgan dan Goldman Sachs, potensi resesi di AS kini naik dari sebelumnya di bawah 50 persen menjadi 60 persen,” imbuhnya.

Di sisi lain, Indonesia dinilai cukup tangguh dalam menghadapi ancaman resesi global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa potensi resesi di Indonesia tergolong rendah, hanya sekitar 5 persen. 

Angka ini sebanding dengan Malaysia, dan jauh lebih baik dibandingkan negara lain seperti Jepang (30 persen), Meksiko (54 persen), Jerman (50 persen), Kanada (48 persen), dan Rusia (25 persen).

“Meski risiko resesi global meningkat, Indonesia tetap berada dalam posisi yang relatif aman dengan probabilitas resesi hanya 5 persen,” ujar Airlangga dalam sebuah forum ekonomi bersama Presiden Prabowo Subianto di Jakarta pada Selasa (8/4/2025).


(dar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama