Vale Kebut Pembangunan 3 Smelter Nikel di Sulawesi, Total Investasi Capai Rp 130 Triliun

-

Foto: Vale. (REUTERS/Washington Alves/File Photo)


PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah mempercepat pembangunan tiga fasilitas pemurnian dan pengolahan nikel di Indonesia dengan nilai investasi gabungan mencapai sekitar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 130 triliun.

Direktur Utama PT Vale, Febriany Eddy, menjelaskan bahwa proyek-proyek tersebut tersebar di tiga provinsi di Sulawesi: Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Ketiganya merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap hilirisasi berbasis ekonomi hijau dan energi rendah karbon.

"Ketiga proyek ini kami kerjakan bersama mitra strategis. Total nilainya mencapai US$ 9 miliar, dan menjadi bagian penting dari upaya kami mendukung hilirisasi berkelanjutan di Indonesia," ujarnya dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Selasa, 8 April 2025.

Menurut rencana, dua dari tiga proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026, sementara sisanya akan menyusul pada 2027.

Baca Juga


Lebih lanjut, Febriany menegaskan bahwa hilirisasi sudah menjadi bagian dari prinsip operasional Vale sejak lama. “Kami tidak pernah mengekspor bijih mentah selama 56 tahun beroperasi, jadi ketika pemerintah mendorong hilirisasi, kami tentu sangat mendukung,” jelasnya.

Adapun ketiga proyek strategis tersebut meliputi:

Smelter HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara – Kolaborasi dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan Ford Motor Co, ditargetkan menghasilkan 120 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.

Smelter di Morowali, Sulawesi Tengah – Dikerjakan bersama Shandong Xinhai Technology Co., Ltd.

Smelter HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan – Juga bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co.

Ketiga proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam penguatan industri nikel nasional dan pengurangan emisi karbon secara berkelanjutan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama