Yamaha Belum Rilis Motor Listrik di Indonesia, Ini Alasannya

Yamaha belum merilis motor listrik di Indonesia karena kendala harga dan ekspektasi konsumen yang menginginkan produk murah dengan jarak tempuh jauh.

(Kredit Gambar: Yamaha Indonesia)

Sebagai salah satu pemain lama di industri sepeda motor Tanah Air, Yamaha hingga kini belum merilis kendaraan listrik di pasar domestik. Padahal, segmen ini mulai ramai diisi oleh merek-merek baru seperti Yadea, Polytron, United, Alva, dan Maka Motors. 

Sementara dari pemain mapan, baru Astra Honda Motor yang ikut meramaikan pasar, meski dengan harga yang cukup tinggi.

Rifki Maulana, Public Relation, YRA & Community dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), mengungkapkan bahwa ada alasan tersendiri mengapa pihaknya belum meluncurkan motor listrik. 

Menurutnya, kebutuhan konsumen Indonesia saat ini cukup menantang: mereka menginginkan motor listrik yang terjangkau namun memiliki jarak tempuh yang jauh.

“Konsumen mengharapkan motor listrik dengan harga murah tapi bisa menjangkau jarak tempuh yang panjang. Sementara dari sisi kualitas Jepang, hal ini cukup sulit dicapai,” jelas Rifki dalam sebuah kesempatan.

Ia menambahkan bahwa apabila Yamaha memproduksi motor listrik yang sesuai dengan ekspektasi konsumen dalam hal harga dan daya jelajah, maka akan sulit menjaga kualitas khas Jepang yang sudah dikenal.

“Mayoritas harapan pasar sekarang ada di kisaran harga di bawah Rp25 juta,” lanjutnya.

Sebelumnya, Yamaha sempat memperkenalkan motor listrik konsep bernama E01. Kendaraan ini dilengkapi baterai 4,9 kWh dan motor penggerak dengan tenaga 10 hp serta torsi 30,2 Nm. 

Dalam kondisi penuh, E01 mampu menempuh jarak hingga 104 km. Meski begitu, E01 hanya digunakan sebagai bagian dari riset untuk memahami kebutuhan pasar akan kendaraan listrik, dan belum dijual secara resmi.

Hingga kini, belum ada kejelasan apakah E01 atau model lainnya akan dirilis untuk publik. Namun jika melihat spesifikasi dan segmen pasarnya, ada kemungkinan harga jualnya akan berada di atas ekspektasi konsumen Indonesia.

Pilihan Editor