![]() |
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov bantah tuduhan Ukraina bahwa Rusia rekrut tentara bayaran dari Tiongkok. (AFP/SERGEI KARPUKHIN) |
Pemerintah Ukraina menuduh Rusia merekrut warga negara China sebagai tentara bayaran untuk memperkuat serangan ke wilayah Kyiv. Namun, tudingan ini langsung dibantah oleh Moskow.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa tidak ada warga China yang bergabung dalam operasi militer Rusia di Ukraina. Ia menekankan bahwa China merupakan mitra strategis sekaligus sahabat dekat Rusia, serta memiliki posisi netral dalam konflik ini.
"China memiliki sikap yang seimbang dan tidak terlibat dalam konflik ini. Mereka adalah mitra strategis kami," ujar Peskov pada Kamis (10/4). Ia juga menepis pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menurutnya tidak sesuai fakta.
Sebelumnya, Zelensky menyatakan bahwa Rusia diduga melakukan perekrutan warga China melalui media sosial untuk ikut berperang di Ukraina.
Ia bahkan mengklaim, ada setidaknya 155 warga China yang telah bergabung ke pihak Rusia, dan bahwa hal ini diketahui oleh otoritas China.
Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri China langsung memberikan klarifikasi. Juru bicara Kemlu China, Lin Jian, menyatakan bahwa China bukan pihak yang memulai konflik dan juga tidak terlibat secara langsung dalam perang tersebut.
"China selalu konsisten mendorong penyelesaian damai atas krisis Ukraina dan menentang keterlibatan warga negaranya dalam konflik asing," tegas Lin dalam konferensi pers.
Ia juga mengimbau semua pihak untuk tidak salah mengartikan peran China dan menghindari pernyataan yang tidak bertanggung jawab.
Pernyataan ini mempertegas posisi China yang selama ini mencoba menjaga hubungan baik dengan kedua belah pihak, sambil menyerukan dialog sebagai jalan utama menuju perdamaian.